Kisah cintaku berawal ketika aku duduk di kelas II mau kenaikan ke kelas
III SLTP. Aneh memang, karena kebanyakan temen-temenku dah pada punya
pacar seusia itu. Awalnya aku sama sekali nggak respon dan emang aku
orangnya radha cuek ama cewek. Aku lebih banyak disibukan dengan
kegiatan ekstra kurikuler dan membaca buku. Maklum hobiku baca buku dan
mancing ikan di sungai. Perasaan yang lebih terhadap cewek timbul ketika
pembagian raport, ada cewek yang nurut aku cukup cakep juga, istilah
wong Jawa, nggak malu-maluin kalau dibawa kondhangan, punya nilai dan
rangking yang cukup tinggi. Rangking 2, dibawahku persis. Aku mulai
penasaran dan sedikit-sedikit curi pandangan padanya. Sebut saja namanya
Rina, aku penasaran ini cewek pinter juga, trus gemana cara belajarnya
ya ? Jadinya aku mulai sering deket dan diskusi bareng ama dia. Lama
kelamaan saking seringnya bareng ada rasa lain dalam diriku. Aku belum
paham bahwa itu awal dari rasa suka alias cinta.
Ibarat gayung bertemu air, kami jalan bareng dalam kebersamaan, namun
sejauh ini kami belum pernah menyinggung akan kata cinta, kami masih
menganggap sebagai temen. Ditengah perjalanan mengenal dan merasakan
makna cinta, kami harus berpisah sekolah. Aku melanjutkan ke SMA dan
Rina ke SMK. Walau kami satu kota, namun seperti terpisahkan oleh
luasnya samudra.Tidak pernah ada kontak,kami sibuk dengan kepentingan
dan sekolah kami masing-masing. Di SMA, aku nggak begitu banyak bergaul
secara serius dengan cewek, mungkin karena pembawaanku yang pendiam,jadi
lebih terkesan aku orang yang sombong. Padahal ya nggak kayak gitu. Di
kelas II SMA, aku baru mengenal cewek secara lebih mendalam, namun cewek
yang aku kenal belum pernah aku jumpai. Ya.., lucu memang. Istilahnya
kami berteman secara koresponden. Banyak kisah yang kami lalui, ada
pasang dan surutnya. Namun seperti pepatah ada pertemuan pasti ada
perpisahan. Seiring berjalannya waktu dan matangnya pemikiran kami
tepatnya aku memutuskan untuk berpisah dengannya. walaupun pahit, tapi
harus aku ambil.
Selepas SMA, aku melanjutkan ke Dilploma Pariwisata. Disinilah banyak
kisah cinta yang aku alami. Dari sini pula aku mendapatkan simbol dan
julukan play boy. Kenapa ya……
Suasana dunia pariwisata yang notabene penuh dengan glamour dan hiburan
serta deket banget dengan narkoba, sex, perempuan,minuman keras,
diskotik dan lainnya telah merubah pandangan dan gaya hidupku. Aku yang
dulunya boleh dibilang katro dan ndeso, perlahan namun pasti berubah
jadi sosok yang agak nyleneh dan sedikit urakan. Namun yang pasti masih
sering shalat dan inget pada Yang Kuasa. Cinta…, ya cinta sebuah kata
yang dulu aku agungkan makna kesakralannya berubah menjadi sebuah kata
yang sering aku obral ke cewek-cewek. Ada apa dengan cinta ? Nantikan kisah berikutnya……
Berliku juga pengalaman cintamu....
BalasHapusIngat hidup setelah kematian mas...., jadikan pengalaman sbg guru terbaik. Moga dapat pelajaran berharga mas....
BalasHapus