Pada zaman dahulu di Negeri Tiongkok, hiduplah seorang jenderal
besar yang selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki
"Sang Jenderal Penakluk" oleh rakyat.
Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja.
Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja.
Sang Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai
seluruh pasukan, menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan
menanyakan kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan
menang." Saya akan
melakukan tos dengan keping keberuntungan ini!
Jika sisi gambar yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang
muncul, kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru
Sang Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuk tos…
Ternyata sisi gambar yang muncul! Keadaan itu disambut
histeris oleh pasukan Sang Jenderal, "Hahaha… dewa-dewa di pihak kita!
Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat membara, bagaikan kesetanan mereka
berbalik menggempur balik pasukan lawan.
Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgangkan lawan
yang berlipat-lipat banyaknya.
Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata
kepada Sang Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit,
dewa-dewa begitu baik terhadap kita." Sang Jenderal menukas, "Apa iya
sih?" sembari melemparkan keping keberuntungannya kepada prajurit
itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi keping itu, dan dia hanya bisa melongo
ketika mendapati bahwa ternyata kedua sisinya adalah gambar…
Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang
tidak bisa kita ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun demikian, pada
dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah pikiran atau sisi internal
kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi tidak
berbahagia.
Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan nasib baik atau nasibburuk,
jadi sebenarnya nasib kita tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri
kita sendiri. Ujung-ujungnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif tuk
terus memotivasi.
"The most proactive thing we can do is to 'be happy'," begitu
kata Stephen R. Covey dalam buku 7 Habits-nya.
0 Response to "Bahagia itu Pilihan"
Posting Komentar